Ceng Beng (atau dikenal juga dengan sebutan Qingming) adalah salah satu tradisi penting dalam budaya Tionghoa, yang dirayakan untuk menghormati leluhur melalui ziarah kubur dan membersihkan makam. Meskipun tradisi ini berakar pada agama dan budaya Tionghoa, banyak umat Katolik yang tinggal di negara dengan komunitas Tionghoa turut merayakan Ceng Beng dengan cara yang disesuaikan dengan keyakinan agama mereka.
Kata "Ceng Beng" berasal dari bahasa Tionghoa, yang dalam bahasa Mandarin ditulis sebagai "清明" (Qīngmíng). "清" (Qīng) berarti "bersih" atau "jernih", sementara "明" (Míng) berarti "terang" atau "jelas". Secara harfiah, "Ceng Beng" atau "Qingming" bisa diterjemahkan sebagai "Hari Pembersihan dan Penyucian".
Tradisi ini jatuh pada tanggal 4 atau 5 April setiap tahun, yang bertepatan dengan hari ke-104 atau 105 dalam kalender lunar Tionghoa. Ceng Beng merupakan waktu di mana keluarga-keluarga Tionghoa mengunjungi makam leluhur mereka untuk membersihkan makam, serta berdoa untuk leluhur.
Sebagai bentuk kepedulian gereja kepada umat yang ingin merayakan tradisi Ceng Beng ini, maka 3 Paroki yang ada di Balikpapan mengadakan Misa khusus "Ceng Beng" pada tanggal 4 April 2025 di Pemakaman Katolik Km 15 yang di pelopori oleh Yayasan St Gabriel sebagai pengelola pemakaman . Misa dipimpin olah 4 Pastor antara lain Pastor Kasmir Agung MSF dan Pastor Yosef Kristianto MSF dari Paroki St Theresia Prapatan , Pastor Felix Sumarjono MSF dan Pastor Stanislaus Cahyo MSF dari Paroki St Klement I Sepinggan.
Dalam misa tersebut juga dibacakan nama nama arwah yang sudah meninggal yang dimohonkan intensi dari keluarga untuk turut di doakan . Setelah mengikuti misa, para umat lalu ke makam makam untuk membersihkan area makam keluarga nya dan turut berdoa disekitar makam.
Ceng Beng adalah tradisi yang kaya makna bagi masyarakat Tionghoa, yang bertujuan untuk menghormati dan mendoakan leluhur. Meskipun asal usul dan praktiknya lebih berkaitan dengan budaya Tionghoa, umat Katolik dapat merayakan momen ini dengan cara yang sesuai dengan iman mereka. Penghormatan kepada orang tua, doa untuk jiwa-jiwa yang telah meninggal, dan refleksi tentang hidup kekal adalah nilai-nilai yang dapat ditemukan dalam ajaran Katolik yang selaras dengan semangat dari Ceng Beng. Sebagai umat Katolik, kita diajak untuk mendoakan mereka dan menghormati warisan rohani yang telah mereka tinggalkan, serta memperbaharui komitmen kita untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita.