5 MARET 2025 PAROKI ST KLEMENT I SEPINGGAN
Hari ini umat Katolik seluruh dunia sudah mulai memasuki masa Prapaskah untuk tahun 2025. Seluruh Gereja Katolik melaksanakan Misa Rabu Abu , termasuk Paroki St Klement I Sepinggan. Misa dilaksanakan 3 kali yaitu Pagi hari Jam 6.00, Siang hari jam 12.00 dan Sore hari jam 18.00.
Rabu Abu sebagai hari pertama Masa Prapaska, yang menandai bahwa kita memasuki masa tobat 40 hari sebelum Paska. Angka “40″ selalu mempunyai makna rohani sebagai lamanya persiapan. Misalnya, Musa berpuasa 40 hari lamanya sebelum menerima Sepuluh Perintah Allah (lih. Kel 34:28), demikian pula Nabi Elia (lih. 1 raj 19:8). Tuhan Yesus sendiri juga berpuasa selama 40 hari 40 malam di padang gurun sebelum memulai pewartaan-Nya (lih. Mat 4:2).
Dalam masa Prapasaka umat dianjurkan melakukan Pantang dan Puasa. Pantang dan puasa harus dilakukan pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung untuk memperingati sengsara serta wafat Tuhan Yesus. Pantang ini dilakukan oleh umat yang sudah berusia 14 tahun dan puasa dilakukan oleh umat yang sudah berusia 18 tahun sampai usia 60 tahun.
Puasa berarti hanya makan kenyang sekali dalam sehari dan waktunya dapat dipilih sendiri (saat makan pagi, siang, atau malam). Puasa memiliki arti memurnikan hati dan lebih memusatkan perhatian untuk berdoa dan juga merupakan bentuk dari persembahan sehigga puasa dapat disebut doa dengan tubuh, karena dengan menjalankan puasa, maka seseorang akan menata kembali tingkah laku dan segi rohani dalam hidupnya.
Pantang dilaksanakan sebagai bentuk pertobatan kita. Umat Katolik wajib berpantang pada hari Rabu Abu dan setiap hari Jumat sampai Jumat Agung. Jadi hanya 7 hari selama masa Pra-Paskah. Jika kita berpantang, pilihlah makanan/minuman yang paling kita sukai. Pantang daging adalah contohnya, atau yang lebih sukar pantang garam. Tapi ini bisa juga berarti pantang minum kopi bagi orang yang suka sekali kopi.
Dalam surat gembala Uskup Keuskupan Agung Samarinda, aturan puasa dan pantang yang dirasa cukup ringan maka dianjurkan umat untuk melaksanakan Pantang dan Puasa di luar hari yang ditentukan tersabut untuk lebih menghayati makna tobat dan matiraga untuk kita menjadi lebih dekat kepada Allah.
Namun harus dilaksanakan dengan ikhlas hati tanpa merasa terbebani , supaya makna sesungguhnya yaitu pertobatan dalam kesungguhan hati benar benar dirasakan dan dijalankan dalam kehidupan masa prapaskah ini. Seperti yang disampaikan dalam kotbah Pastor Felix Sumarjono MSF dalam Misa Rabu Abu sore hari ini.
Admin 5 Maret 2025