Mengenakan pakaian yang sopan dan sesuai dengan tempat ibadah.
Berpakaian sopan menunjukkan penghormatan terhadap Tuhan dan perayaan yang sakral. Gereja adalah tempat yang kudus, sehingga umat diharapkan memperlihatkan rasa hormat melalui penampilan yang rapi dan tidak mengganggu suasana ibadah.
Datang ke gereja sebelum Misa dimulai dan tidak meninggalkan gereja sebelum Misa selesai.
Datang tepat waktu menunjukkan keseriusan dan perhatian umat terhadap perayaan Ekaristi. Menghormati waktu juga menunjukkan penghormatan terhadap Allah yang sedang dipuji dan disembah, serta pengorbanan Kristus.
Diam, tenang, dan fokus selama Misa berlangsung, terutama saat doa, bacaan, dan homili (kotbah).
Sikap ini menunjukkan rasa hormat dan keterlibatan aktif dalam doa bersama. Fokus pada Misa memungkinkan umat untuk lebih mendalami pesan yang disampaikan melalui bacaan Kitab Suci dan kotbah, serta meningkatkan kualitas ibadah secara keseluruhan.
Menanggapi doa-doa liturgi dengan sungguh-sungguh, seperti mengucapkan “Amin”, “Tuhan, kasihanilah kami”, atau "Terpujilah Tuhan" dengan penuh kesadaran.
Menanggapi doa dengan sungguh-sungguh menunjukkan partisipasi aktif umat dalam perayaan liturgi dan pengakuan terhadap doa yang dipanjatkan. Hal ini menguatkan rasa kebersamaan dalam komunitas iman.
Berdiri saat bacaan Injil dan doa-doa tertentu, duduk saat bacaan lainnya, dan berlutut pada saat yang sesuai, seperti saat Doa Syukur Agung (perubahan roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Kristus).
Sikap tubuh ini merupakan bentuk penghormatan dan pengakuan terhadap kehadiran Tuhan dalam perayaan Misa. Berdiri melambangkan kesiapan dan penghormatan, duduk untuk merenung atau mendengarkan, dan berlutut menunjukkan kerendahan hati serta penghormatan tertinggi kepada Kristus yang hadir dalam Ekaristi.
Menerima sakramen Ekaristi dengan hati yang bersih, penuh iman, dan menghormati tubuh dan darah Kristus.
Menerima Ekaristi adalah puncak dari perayaan Misa, dan sikap ini menunjukkan kepercayaan umat kepada pengorbanan Kristus serta keterbukaan untuk menerima kasih-Nya. Sikap ini juga menggambarkan kesatuan umat dengan Kristus dan sesama.
Selama Misa, umat diminta untuk berdoa, memohon, dan bersyukur atas berkat yang diberikan oleh Tuhan. Setelah menerima Ekaristi, umat juga dianjurkan untuk berdoa sejenak dengan rasa syukur.
Berdoa dan bersyukur adalah cara untuk mengungkapkan rasa terima kasih dan penghormatan kepada Tuhan atas segala karunia-Nya, termasuk keselamatan yang diberikan melalui tubuh dan darah Kristus dalam Ekaristi.
Selalu menjaga hening dalam diri, berdoa pribadi sebelum atau sesudah Misa, serta memperdalam hubungan pribadi dengan Tuhan.
Hening memungkinkan umat untuk lebih terhubung dengan Tuhan, meresapi makna Misa, serta menghindari gangguan. Ini juga menunjukkan kerendahan hati dan kesungguhan dalam berdoa.
Menghindari percakapan atau kegiatan lain yang mengganggu selama Misa berlangsung, baik di dalam gereja atau di luar gereja.
Sikap ini menunjukkan penghormatan terhadap sakralitas Misa dan menghindari hal-hal yang bisa mengganggu konsentrasi umat yang lain dalam beribadah. Misa adalah waktu yang khusus untuk berkomunikasi dengan Tuhan, sehingga sangat penting untuk menjaga ketenangan dan fokus.
Menghormati imam, diakon, dan petugas gereja yang memimpin Misa. Ini termasuk memperhatikan dan mendengarkan dengan baik saat mereka berbicara atau memimpin doa.
Menghormati pemimpin liturgi adalah tanda penghormatan kepada otoritas Gereja yang mewakili Kristus dalam memimpin perayaan Misa. Mereka berperan sebagai penghubung antara umat dan Tuhan.
Menghormati tata cara liturgi dengan mengikuti urutan Misa dan menjaga suasana hening saat perlu.
Tata cara liturgi dan keheningan memberikan kesempatan bagi umat untuk berfokus pada Tuhan dan makna sakramen yang sedang dirayakan. Ini juga memperlihatkan rasa hormat dan kekhidmatan terhadap upacara sakral.